Upacara adat Kuningan di Bali adalah salah satu ritual keagamaan yang sangat penting dan merupakan bagian dari rangkaian perayaan Galungan. Kuningan diadakan sepuluh hari setelah Galungan dan diperingati oleh masyarakat Hindu Bali sebagai bentuk rasa syukur atas berkat Tuhan. Upacara ini dilaksanakan untuk menghormati leluhur serta memohon perlindungan dan keselamatan bagi seluruh umat manusia.
Kuningan dilakukan smkislamrandudongkal.sch.id dengan penuh rasa hormat dan dihiasi dengan berbagai sesaji yang disusun secara teliti. Sesaji, atau “banten,” merupakan bagian penting dari upacara ini dan berfungsi sebagai persembahan kepada Tuhan serta roh leluhur. Banten terdiri dari berbagai macam bahan seperti bunga, buah-buahan, dan makanan tradisional Bali. Setiap jenis persembahan memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan keberkahan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup.
Selama upacara Kuningan, masyarakat Bali akan pergi ke pura untuk berdoa dan memberikan persembahan. Selain itu, mereka juga akan melakukan kegiatan kebersihan, seperti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar, sebagai bagian dari upaya untuk menyucikan diri dan lingkungan. Ini juga menjadi saat bagi keluarga untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan.
Upacara Kuningan memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali. Ia bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga dan memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat. Upacara ini menunjukkan betapa pentingnya rasa syukur terhadap Tuhan, leluhur, dan alam, serta mencerminkan nilai-nilai harmonisasi antara manusia, alam, dan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.