Simbol Persatuan dalam Upacara Adat Sandhi Widdhi di Bali

Mengenal Simbol Persatuan dalam Upacara Adat Sandhi Widdhi

Upacara adat Sandhi Widdhi di Bali sering kali dianggap sebagai simbol persatuan yang kuat. Upacara ini melibatkan seluruh komunitas dan memiliki banyak simbol yang mewakili persatuan dan harmoni. Komponen penting dari upacara ini adalah satuan naskah berbahasa Kawi yang disebut ‘Tutur Sandhi Widdhi’. "Tutur Sandhi Widdhi ini adalah simbol persatuan karena berisi petunjuk tentang bagaimana hidup dalam masyarakat yang harmonis," ujar I Wayan Arsa Sedana, pakar budaya Bali.

Selain naskah, ada juga simbol persatuan lainnya yang diperlihatkan dalam upacara ini. Misalnya, penggunaan bahan alami seperti bunga dan daun dalam ritual. "Bunga dan daun yang digunakan dalam upacara ini melambangkan persatuan dengan alam sekitar," kata Ni Made Suartini, seorang peneliti budaya Bali. Upacara ini juga melibatkan tarian dan musik tradisional yang sering kali melibatkan partisipasi komunitas.

Memahami Makna dan Fungsi Simbol Persatuan di Upacara Sandhi Widdhi

Fungsi utama simbol-simbol persatuan dalam upacara Sandhi Widdhi adalah untuk memperkuat ikatan masyarakat. Contohnya, selama upacara, peserta sering kali berbagi makanan dan minuman sebagai bagian dari ritual. "Berbagi makanan dan minuman ini adalah cara untuk menunjukkan persatuan dan kebersamaan," jelas I Ketut Ardana, seorang ahli adat Bali.

Makna simbol persatuan ini juga dapat dipahami dari filosofi Balinese ‘Tri Hita Karana’ yang menekankan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Upacara Sandhi Widdhi adalah ekspresi nyata dari filosofi ini. "Upacara ini adalah cara bagi masyarakat Bali untuk merayakan dan memberi penghargaan atas hubungan harmonis ini," kata I Gusti Ngurah Sudiana, seorang pemuka agama Hindu di Bali.

Sebagai kesimpulan, upacara adat Sandhi Widdhi di Bali tidak hanya sekadar upacara adat, tetapi juga simbol persatuan dan harmoni sosial. Simbol-simbol ini berfungsi untuk memperteguh ikatan dan rasa tolong menolong dalam komunitas, sekaligus merayakan hubungan harmonis manusia dengan alam dan Tuhan menurut filosofi Tri Hita Karana. Seperti apa yang dikatakan Sudiana, "Upacara ini adalah gambaran nyata bagaimana masyarakat Bali memperlakukan kehidupan sehari-hari mereka dengan penuh hormat dan rasa bersatu."

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa