Peringatan Tragedi Karbala Melalui Upacara Adat Tabuik di Pariaman

Sejarah dan Makna di Balik Upacara Adat Tabuik di Pariaman

Tabuik, sebuah upacara adat di Pariaman, Sumatera Barat, adalah peringatan unik dari tragedi Karbala, sebuah peristiwa berdarah di Iraq pada tahun 680 Masehi. Sejarah mencatat bahwa Imam Husain, cucu Nabi Muhammad, mati syahid dalam perang tersebut. Menurut Fauzi Bahar, mantan Walikota Pariaman, "Upacara Tabuik adalah bentuk penghormatan dan penyesalan atas tragedi tersebut."

Tabuik adalah replika dari jenazah Imam Husain yang dibuat dari bambu dan rotan. Proses pembuatannya memakan waktu hingga satu bulan. Setiap tahun, dua buah Tabuik dibuat, masing-masing mewakili dua kelompok masyarakat, Pasa dan Subarang. Peristiwa ini menarik ribuan penonton, baik lokal maupun internasional.

Menurut Dr. Ratna Saptari, seorang antropolog dari Universitas Leiden, "Upacara Tabuik di Pariaman adalah perpaduan unik antara tradisi Minangkabau, agama Islam, serta pengaruh budaya India dan Persia." Tabuik sendiri berasal dari kata ‘Tabut’ dalam bahasa Persia yang berarti ‘peti’.

Menggali Lebih Dalam: Bagaimana Tabuik Menjadi Bagian dari Peringatan Tragedi Karbala

Pertanyaannya, bagaimana upacara ini berkembang di Pariaman? Upacara ini bermula dari abad ke-19, ketika tentara Inggris yang beragama Syiah mempraktikkan ritual ini di Pariaman. Warga lokal kemudian menerima dan mengadaptasi upacara ini. "Tentara Inggris Syiah melakukan upacara Tabuik untuk merenungkan tragedi Karbala," kata Dr. Ratna.

Setiap tahun, pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah, Tabuik diarak keliling kota. Ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi ini. "Tabuik adalah media bagi masyarakat Pariaman untuk menyuarakan empati mereka terhadap tragedi Karbala," ungkap Fauzi Bahar.

Namun, tahukah Anda? Di akhir upacara, Tabuik dilemparkan ke laut. Tindakan ini melambangkan penghormatan terakhir kepada Imam Husain. Meski banyak kontroversi mengelilingi upacara ini, masyarakat Pariaman tetap menjaganya sebagai bagian penting dari budaya mereka.

Dengan memahami sejarah dan makna dari Upacara Adat Tabuik, kita dapat menghargai pentingnya peringatan ini bagi masyarakat Pariaman. Upacara ini bukan hanya peringatan tragedi Karbala, tetapi juga pengingat akan nilai-nilai seperti martabat, keberanian, dan pengorbanan yang dipertaruhkan Imam Husain dalam peristiwa tersebut.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa